Hari itu aku memutuskan untuk bermain bersamanya seharian.
Dari pukul 1 siang kita sudah bersama.
Ketika aku dan dia sedang dalam perjalanan kerumahnya setelah aku menjemputnya...
Ditengah jalan motor berhenti bergerak..
"Hp aku sama kamu ga?" Ucap dia
"Aku ga megang, liat hp kamu aja belum" Balas aku
"Berarti ilang kan hp gua, dikantong ga ada" Jawab dia dengan agak emosi
Dengan suasana hatinya yang masih agak emosi kami melanjutkan perjalanan.
Setelah tiba dirumahnya, dia memutuskan untuk kembali pergi mencari handphonenya bersama salah seorang teman rumahnya.
Aku menunggu di rumahnya di temani oleh ibunya.
Ibunya bercerita banyak pada ku, segala hal.
Satu cerita dari ibunya yang selalu ku ingat ketika dia mengatakan "mah insyaallah aku nikah sama suri".
Aku tersenyum berseri mendengar itu. Aku bahagia.
Tapi sejenak pikiran ku melayang memikirkannya yang sedang mencari kembali handphonenya.
Sudah 1 jam ia pergi, dan tak lama kemudian ia kembali.
Dengan wajah yang agak kesal ia berkata bahwa handphone tersebut tidak di temukan.
Ah.. semuanya salah ku... Ketika itu aku terlalu membuat ia panik dan cerewet.
Aku, dia, ibunya, dan omnya berkumpul diteras depan rumahnya untuk sekedar mengobrol bersama.
Memang awalnya suasana kehilangan masih terasa, tapi setelah itu kami tertawa tawa dalam canda obrolan.
Singkat cerita sore hari sekitar pukul 5 sore aku dan dia pergi kerumah pacar dari kakanya untuk mengambil handphone milik keluarganya yang sedang di servis.
Dalam perjalanan kami bercengkrama, tertawa bersama seakan akan tak terjadi apa apa.
Padahal aku tau handphone nya yang sekarang hilang adalah handphone kesayangannya.
Di tengah perjalanan dalam keadaan agak macet, sebuah motor tersangkut benang layangan yang diikuti mobil dibelakangnya.
Benang itu berasal dari sebuah layangan yang tersangkut di motor dan mobil tersebut.
Tanpa berpikir panjang dia memutuskan benang layangan itu.
Percobaan pertama gagal..
Dan ketika mencoba yang kedua berhasil.
Kami menjadi pusat perhatian dalam sejenak itu.
Dan kami pun melanjutkan perjalanan, aku tertawa lepas melihat kejadian itu.
Tepatnya kami berdua tertawa.
Aku bangga melihatnya mempunyai nilai sosial membantu.
Setelah kejadian itu aku menyebutnya "Pahlawan pemutus benang layangan di tengah jalan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar